Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Prof. E.Aminudin Aziz MA, Ph.D selaku Kepala Badan Pengembangan Bahasa Pusat, dalam acara Pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Jawa Tengah,yang diselenggarakan di Hotel Lor In Solo, Jumat malam 19 November 2021.
Acara Pembukaan dihadiri dari berbagai unsur antara lain rektor, dosen, sastrawan, master bahasa, Kepala Dinas Pendidikan, guru, Duta Bahasa Jawa Tengah dan siswa-siswi SD, SMP, SLTA peserta festival, diantaranya siswa SD dari distrik Baturetno sebagai wakil Kabupaten Wonogiri.
Penyelenggaraan FTBI tahun 2021 di provinsi Jawa Tengah diketuai oleh Dr.Ganjar Harimansyah.
Siswa sebagai lakon utama dalam even tersebut yaitu sebagai tunas penerus dalam pelestarian bahasa ibu, oleh karena itu penting sekali adanya inovasi baru untuk membangkitkan semangat dan gairah siswa dalam mempelajari dan mencintai bahasa ibu.
Jawa Tengah sebagai provinsi yang pertama menyelenggarakan FTBI yang akan diikuti oleh provinsi lain.
Permasalahan yang mendorong pentingnya diselenggarakan FTBI adalah realita bahwa dari data secara global terdapat beberapa bahasa daerah yang punah. Indonesia adalah negara yang memiliki perbendaharaan bahasa daerah terbanyak kedua di dunia yaitu 718 bahasa daerah. Pada tahun 2019 berkurang karena punah.
Menurut Profesor, unsur-unsur penyebab punahnya bahasa daerah disebabkan oleh beberapa hal, yaitu unsur penutur (pemakai bahasa), migrasi, kawin campur dan peristiwa bencana.
Festival Tunas Bahasa Ibu bukanlah tujuan akhir dari program pengembangan bahasa dan sastra daerah,akan tetapi merupakan awal upaya pelestarian bahasa dan sastra daerah sebagai aset negara kita.
Marsiti – SD Negeri 1 Baturetno