Barang Bekas Kualitas Berkelas

Dampak mewabahnya Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) di Indonesia menyebabkan banyak hal berubah dalam waktu singkat demi keamanan bersama. Termasuk imbauan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Siswa belajar dari rumah dan guru bekerja dari rumah pula.

Untuk mengantisipasi penularan COVID-19 mulai 16 Maret 2020, Bupati Wonogiri mengambil kebijakan bahwa untuk peserta didik KB, TK, SD, SMP, Kesetaraan PKBM, Sanggar Seni se-Kabupaten Wonogiri diimbau melakukan belajar dari rumah. Hal ini sesuai dengan salah satu isi Surat Edaran Bupati Wonogiri Nomor 421.7/1091 tertanggal 15 Maret 2020. Tentunya kebijakan tersebut menjadi pemikiran guru untuk menyajikan pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan, bukan malah menjadi beban anak didik beserta orang tua/ wali murid.

Salah satu langkah saya selaku guru Kelompok A di TK Aisyiyah I Baturetno, Kabupaten Wonogiri yakni mengadakan kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan mengajak anak membuat karya alat permainan anak-anak dari bahan bekas. Hal ini sesuai dengan Tema Hasil Karya dari Bahan Bekas. Proses pengerjaan yang dilakukakan oleh anak-anak di rumah masing masing didampingi oleh orang tua. Untuk memulai pembelajaran jarak jauh, saya bekerja sama dengan orang tua/ wali murid untuk saling berkomunikasi menggunakan WhatsApp. Tujuannya agar saya dapat memantau aktivitas belajar siswa dari rumah yang berjumlah 21 anak.

Saat memberikan tugas kepada anak, saya meminta anak  untuk memanfaatkan benda-benda yang ada di rumah mereka yang telah tersedia. Tidak harus membeli tetapi dengan bahan dari barang bekas pun boleh. Karya yang dibuat oleh anak tidak ada batasan dan bersifat bebas. Karya yang mereka buat pun disesuaikan dengan tingkat perekonomian keluarga mereka masing-masing.

Menghindari hal-hal yang membosankan, saat memberikan tugas saya lakukan dengan menyapa mereka dengan menanyakan kabar. Anak-anak saya beri kesempatan untuk bertanya jawab. Selanjutnya, saya menuntun mereka menuju tugas yang akan mereka kerjakan. Saya mengirim pesan suara dan video untuk menerangkan cara membuat salah satu mainan sesuai dengan tema melalui WhatsApp.

Saya juga memberikan contoh tentang alat-alat dan bahan yang akan mereka gunakan. Saya sebutkan beberapa alat yang digunakan anak seperti gunting, penggaris, lem, dan spidol atau alat warna yang lain. Tak lupa saya berikan contoh-contoh bahan yang digunakan seperti kertas kalender bekas, kardus bekas, koran bekas, dan bahan-bahan bekas lainnya yang mudah didapat di sekitar rumah anak-anak.

Setelah itu, saya memberi keleluasaan anak untuk mengerjakan tugas dengan didampingi oleh orang tua atau anggota keluarga masing-masing.

Implementasi merdeka belajar saya terapkan pula. Setiap anak saya beri kebebasan untuk membuat karya dengan bentuk sesuai keinginan mereka. Asalkan bahan bakunya dari bahan bekas. Hasil karya mereka boleh dihias dengan apa saja baik dari bahan alami maupun buatan.

Gambar 1. Proses mengerjakan kolase koran bekas.

Anak-anak yang sudah selesai mengerjakan, mereka lalu berfoto bersama karya mereka masing-masing dan dikirimkan melalui WhatsApp. Tak lupa saya memberikan apresiasi kepada karya anak dengan memberikan pujian atau mengirimkan emoji WhatsApp. Saya juga meminta anak untuk menyimpan dengan baik hasil karyanya masing-masing. Hal ini supaya saat masuk kembali ke sekolah, hasil karya mereka masih dalam kondisi baik untuk diperlihatkan secara langsung kepada gurunya.

Jika dilihat, hasil karya anak-anak Kelompok A TK Aisyiyah I Baturetno dapat dibilang berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan orang tua saat anak berkreasi berdampak pada kualitas karya. Orang tua dapat berperan sebagai komentator yang memberikan saran dan masukan kepada hasil karya anak agar lebih baik.

Gambar 2. Hasil karya pigura foto dari bahan bekas.

Pengalaman yang didapat saat pembelajaran jarak jauh begitu banyak. Bagi guru, saya tertantang dan termotivasi untuk memberikan contoh hasil karya dari bahan bekas yang disukai anak. Melihat beberapa hasil karya anak yang beragam juga menambah perbendaharaan karya dari bahan bekas. Potensi anak dan daya kreativitas masing-masing anak pun tergali melalui kegiatan membuat mainan sendiri dari bahan bekas ini. Hal ini juga menanamkan karakter baik sejak dini kepada anak untuk membantu mengurangi sampah di lingkungan mereka melalui penciptaan alat permainan dari bahan bekas. Mereka akan belajar mengerti dan mengelola bahan bekas untuk dapat didaur ulang menjadi barang yang bernilai guna.

 

Fitri Yuniati, S.Pd. – TK Aisyiyah I Baturetno

slot resmi

slot deposit pulsa

slot dana

web slot gacor

slot resmi

slot kamboja